Watermelon Noodles Skin (WNS)
Pada lomba tersebut, Tim UIN Malang mampu bersaing dengan peserta multinasional lainnya dan berhasil memperoleh Medali Bronze dengan judul WSN (Watermelon Skin Noodles) As an alternative antioxidant instant noodles product. Medali Gold diraih oleh Assoc. Prof. Dr. Muhammad Mahyiddin Ramli dan tim dari Malaysia dengan judul Graphene Gas Sensor. Medali Perak diraih oleh Ms. Sam Thi Kim Quy dari Vietnam dengan judul Inox detergent liquid.
Tim Multidisipliner UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang terdiri dari Bunga Salma (Kimia), Rizky Fitriana Dewi (Kimia), Nabila Asha Rahmita (Farmasi), Marissa Nur Khoviva (Pendidikan Kedokteran) dan Risna Afiatur Rosyida (Pendidikan Kedokteran) mengikuti lomba yang setiap tahun diadakan oleh Indonesia Inventors Day dengan beberapa kategori salah satunya ialah WINTEX (World Invention And Technology Expo). Tim UIN Malang mengusung produk inovasi diberi nama WSN (Watermelon Noodles Skin) yang merupakan produk mie terbuat dari limbah kulit semangka. Produk tersebut muncul sebagai solusi tingginya jumlah konsumsi di Indonesia yang mencapai 12,54 miliyar pada tahun 2019 dan berada diurutan kedua di dunia setelah China (WINA, 2019). Mie instan mengandung bahan kimia seperti MSG (Mono Sodium Glutamat) dan butil hidroksilanisol (BHA) yang menyebabkan kanker, asma, diare, obesitas serta kerusakan jaringan otak. Hal ini yang menjadi latar belakang untuk melakukan sebuah inovasi dengan menambah nilai gizi di dalam mie dan mengurangi efek negatifnya. WSN hadir sebagai produk olahan yang dapat dikonsumsi secara aman dan tentunya menambah value terhadap limbah kulit semangka, serta dapat menciptakan diversifikasi pangan yang memiliki manfaat bagi kesehatan. WSN dibuat dengan mencampurkan bahan dasar pembuatan mie dengan ekstrak dari limbah kulit semangka. Untuk mengekstrak limbah kulit semangka sendiri dilakukan dengan cara sonikasi yakni pemisahan dengan memanfaatkan gelombang ultrasonik untuk memecah sel dalam suatu bahan menjadi senyawa metabolit. WSN mengandung senyawa metabolit alami dari kulit semangka, diantaranya flavonoid, alkaloid, saponin, tanin, steroid dan triterpenoid yang dapat berperan sebagai antioksidan. Inovasi ini diharapkan mampu diimplementasikan di Indonesia sebagai upaya mengurangi limbah kulit semangka dan menambah nilai gizi pangan.