Annual Meeting and Seminar 2019
APEC Research Center for Advanced Biohydrogen Technology
“Strengthening New and Renewable Energy Collaboration among Asia Pacific Region by Mainstreaming Bioresources”
Kamis 25 Juli 2019, Empat delegasi dari jurusan kimia Uin Maliki Malang yang terdiri dari dua dosen dan dua mahasiswa bertolak menuju “Kebun Raya Eka Karya”, Bedugul Bali untuk mengikuti Annual Meeting and Seminar of APEC-ACABT 2019. Seminar digelar pada Jum’at 25 Juli 2019. Seminar diadakan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Bioenergi berbasis bioresources adalah pilihan tepat yang dapat dimanfaatkan saat ini. Indonesia kaya akan potensi bioresources,” jelas Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), ibu Prof. Enny Sudarmonowati yang juga Chair of Indonesia Branch Center APEC Research Center for Advanced Biohydrogen Technology (APEC ACABT) pada Annual Meeting and Seminar APEC ACABT pada Jumat (26/7) di Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” LIPI, Tabanan, Bali http://lipi.go.id/berita/single/apec/21704. Seminar dalam rangka memperkuat kolaborasi energi baru dan terbarukan di kawasan asia pasifik dengan mengutamakan sumber daya hayati. Selain itu, seminar tersebut juga untuk mendukung publikasi jurnal dari penelitian-penelitian di Indonesia.
Beberapa presentasi hasil-hasil penelitian berbasis bioenergi baik dari Indonesia dan Negara-negara Asia Pasifik lainnya sangat menarik untuk disimak. Salah satu keynote dari Taiwan, Prof. Shu Yii Wu selaku Chief Executive Officer APEC ACABT mengemukakan secara global terdapat tiga pendorong dalam penggunaan biomassa di bidang biorefinari dalam memproduksi bioenergi, biofuel dan biokimia, yaitu perubahan iklim, keamanan energi dan pembangunan ekonomi pedesaan.
Seminar diikuti oleh kurang lebih 50 peserta baik keynote speakers, presenter parallel dan partisipan dari berbagai negara. lecturers dan juga peserta seminar. Seminar yang bertajuk “Strengthening New and Renewable Energy Collaboration among Asia Pacific Region by Mainstreaming Bioresources” dibuka dengan tarian khas bali setelah itu dilanjutkan oleh para keynote speakers perwakilan dari pihak APEC-ACABT dan LIPI. Jadwal seminar lengkap dapat disimak berikut ini
https://drive.google.com/drive/u/1/folders/1ArFwVtmYbEwGZMKtt1q0AOl_UfptFqM6
Seminar kemudian dilanjutkan dengan pemaparan paper oral presentasi, delegasi Jurusan Kimia Uin Maliki Malang sebagai pengirim delegasi terbanyak dari 9 universitas yang hadir pada saat itu. Kita mengirim dua oral presenter dan dua poster presenter dengan judul paper. Penelitian-penelitian ini merupakan produk riset dari Lab Kimia Fisik dan Lab Kimia Anorganik. Alhamdulillah semua paper diterima dan sedang proses publikasi:
- Extraction of Cellulose From Bagasse For The Synthesis Of Alginate: Cellulose Porous Beads disajikan oleh Eny Yulianti, M.Si, proses publikasi pada Jurnal Bioresource Technology Reports (https://www.journals.elsevier.com/bioresource-technology-reports)
- Synthesis and characterization of porous bead alginate cellulose xanthate from corn stalk with NaCl as porogen disajikan oleh Wahyu Adi Putra Rahmatullah, proses publikasi pada Jurnal Annales Bogorienses ( http://jurnal.biotek.lipi.go.id/index.php/annales
- The effect of concentration of Na2CO3 to structure and morphology of hematite pigment disajikan oleh Asmaul Dwi Rahayu, proses publikasi pada Jurnal Teknologi Indonesia http://www.jti.lipi.go.id/index.php/JTI/index
- Removal Of Cu And Pb From Wastewater Using Modified Natural Zeolite disajikan oleh Vina Nurul Istighfarini,M.Si, proses publikasi pada Jurnal Teknologi Indonesia http://www.jti.lipi.go.id/index.php/JTI/index
Keesokan harinya Sabtu 27 Juli 2019, sebagai penghujung acara, semua peserta diajak berkeliling oleh Bapak Dr. Bayu Adjie, M.Sc, Kepala Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya “Eka Karya” Bali – LIPI bersama istri ibu Wenni Setyo Lestari, M.Si (Peneliti Tumbuhan Paku). Para tamu sangat menikmati keindahan Kebun Raya Eka Karya. Mengunjungi koleksi tanaman yang terdapat di Taman Begonia dan lokasi wisata sekitar kebun botani. Pemandangan alam Indonesia yang sangat indah, dengan latar belakang Gunung Agung, danau Bratan dan hutan yang sangat asri dan tertata menjadi sajian yang mendapatkan pujian dari semua tamu dari berbagai Negara. https://youtu.be/oJv5e5K3ruE dan https://youtu.be/I4ckhiBGRDE
Layanan edukasi lingkungan yang ditawarkan oleh kebun raya antara lain Kebun Raya Bali memiliki kekayaan tumbuhan dari seluruh Indonesia, terutama untuk termasuk kesempatan Magang dan PKL maupun Penelitian mahasiswa. Kebun Raya Bali telah dikenal sebagai salah satu pusat penelitian keanekaragaman hayati dan konservasinya. Peneliti dibidang hortikultura, keanekaragaman hayati, pembuatan kompos dan konservasi tumbuhan https://www.kebunrayabali.com/penelitian.html. Menurut penuturan ibu Prof. Enny Sudarmonowati, Kebun Raya juga menawarkan kolaborasi penelitian tentang potensi fitokimia tanaman tanaman langka, yang menjadi koleksi Kebun Raya.
Acara berakhir dan kami pun check out dari “Eka Karya” Bali Botanic Gardens Guest House.
Foto bareng dengan poster hasil penelitian
Foto bareng seluruh peserta
Eny Yulianti, M.Si saat Presentasi
Wahyu Adhi Putra R saat presentasi
Foto Bareng keynote Prof. Shu Yii Wu Chief Executive Officer APEC ACABT dari Taiwan
Panorama Pagi dengan Latar Gunung Agung dan Danau Bratan
Gapura depan, contoh Rumah pribadi, Rumah Tradisional masyarakat Bali
Foto bersama ibu Wenni Setyo Lestari, M.Si (Peneliti Tumbuhan Paku), ternyata juga teman seangkatan saat kuliah S1 dari ibu Eny Yulianti, M.Si
Setelah mengikuti acara seminar di Bali. Perjalanan pulang ke Malang kami lanjut melalui Banyuwangi, di kota ini kami mengunjungi pabrik kelor CV.KELORWANGI BERKAH MELIMPAH. Alamat pabrik di Perumahan Salimas Square Blok D No 4 Klatak Banyuwangi. Pemilik pabrik tersebut yaitu bu Lilis Hidayati,S.Pi sebagai herbalis sejak tahun 2007.
Kunjungan ke CV Kelorwangi, memberikan gambaran nyata suatu UMKM berjuang hingga menjadi pabrik kelor berstandar BPOM. Bu Lilis memberikan banyak ilmu mengenai perjuangan dan perjalanan awal berdirinya pabrik dan juga proses produksi produk kelor, mulai dari proses pengeringan daun kelor hingga proses pengemasan produk. Pabrik tersebut memiliki setidaknya 26 ruang yg menjadi prasyarat jumlah minimal ruang untuk pabrik yang mengolah bahan mentah menjadi bahan jadi sesuai standar BPOM. Diantaranya gudang, bahan baku, gudang kemasan, ruang laboratorium, ruang pengemasan sekunder dan primer, ruang pengeringan, ruang penggilingan, dan ruang sterilisasi.
CV, Kelorwangi memiliki satu asisten apoteker sebagai konsultan dan tiga karyawan. Pemilik pabrik sangat berjuang dan bersemangat demi berdiri dan berkembangnya pabrik. Pemilik pabrik sadar akan manfaat dan keistimewaan daun kelor sebagai obat herbal yang saat ini manfaatnya tidak diketahui oleh kalangan masyarakat luas. Atas kesadaran tersebut pemilik pabrik merilis dua produk yaitu tepung dan teh kelor. Produk kelor mendapatkan respon sangat positif dari masyarakat setelah mengkonsumsi dan merasakan manfaatnya baik untuk menjaga kesehatan maupun untuk pengobaan beberapa penyakit.
Terimakasi kami haturkan kepada Jurusan Kimia, kepada Pihak Fakultas SAINTEK dan juga kepada LP2M UIN Malang atas bantuan dan dukungannya. Besar harapan kami, perjalanan kami itu memberikan banyak manfaat, Aamiin Yaa Robbal alamiin.