Pukul 00.00 hari sabtu disebuah kamar kecil, dekat kamar mandi dengan suasana penuh kesunyian, saya soarang diri memegang Handphone sambil membaca chat teman-teman. Saat itu saya mendapat chat dari salah satu teman kelas (B) jurusan kimia uin maliki malang, “si indra” namanya. Tiba” didalam chat tersebut dia berkata “Cong, besok jadi survei untuk tugas Kimia Zat Aditif di gentong sehat kan?”
Akupun kaget, karena sebelumnya tidak ada perjanjian seperti itu. Bahkan esok harinya saya sudah ada perjanjian dengan yang lain terkait seminar nasional di uin maliki malang. “Lho, sg nggenah ndra. Aku besok ada acara seminar kog” jawabku.
“Lho gimana to pean ini, Kimia Zat Aditif hari kamis sudah dikumpulkanho. Dan tugas yg lain belum tersentuh” responnya.
Saat itu saya lebih memilih untuk survei di esok harinya, karena si indra itu sekelompok di tugas Kimia Zat Aditif. “Hmm…yawes yawes ndra, besok kita survei” jawabku. “okeoke kalau begitu, besok jam 07.00 ya”. “Iya ndraa”
Keesokan harinya aku bangun, dan aku kaget ketika melihat jam Handphone telah menunjukkan pukul 08.00. Akupun bergegas menuju ke tempat asrama pppa qur’an, tempat si indra tinggal.
“Assalamu’alaikum indra…” sambil mengetuk pintu asrama
“Wa’alaikumsalam, maaf mas nyari siapa ya?”” si penjaga asrama sambil membuka pintu
“Maaf mbak, mas indranya ada diasrama??” tanyaku
“Oalah saya nggak tau mas, mungkin masih dikamar. Silahkan masnya masuk ke kamarnya saja” jawabnya. “Okelah mbak, terima kasih”
Sambil berjalan perlahan-lahan menuju lantai dua tempat kamar si indra, lalu mengetuk pintu kamarnya
“Assalamu’alaikum indra…, assalamu’alaikum indra…., assalamu’alaikum indra” sampai tiga kali ku ketuk pintu kamar si indra, tetapi dia tidak muncul juga. Lalu saya memutuskan untuk membuka pintu tersebut, dan ternyata pintu tersebut tidak terkunci. Kemudian saya berjalan ke arah kasurnya.
“Ya allah, ya rabbi……. Ndraaaa bangun ndraaaaa. Subuuuuh, subuuuuuuuhhhhhhh” teriakku sambil mengaplok si indra yang ternyata masih tidur.
“Hoooaaaammmmmhhhh, ada apa toh??” responnya sambil terkantuk-kantuk
“Lho kamu gimana to ndra, katanya mau survei jam 07.00. Tapi kog jam segini masih tidur” tanyaku
“Astagfirullah astagfirullah astagfirullah, maafkan saya teman. Saya ketiduran wkwkwkwk” jawabnya
“Yaudah, segera siap-siap. Ayo kita survei sekarang”
“Hadehhh, iya iya cong. Yaudah aku nggak usah mandi. Ayo langsung aja” jawabnya
Akhirnya kita pun pergi ke warung makan gentong sehat dengan keadaan masih terkantuk-kantuk dan belum pada mandi. Kita saat itu pergi ke warung menggunakan motor sendiri-sendiri. Si indra menggunakan motornya sendiri, sedangkan saya menggunakan motornya si bagas (kelas B) yang sudah saya pinjam sejak hari jum’at. Kita pun bergegas ke warung gentong sehat dengan kecepatan tinggi. Hal ini karena takutnya kalau warung gentong sehat udah banyak pelanggan dan penuh sesak, sehingga survei pun tidak bisa nyaman.
Sesampainya di warung gentong sehat, aku langsung turun dari motor dan motor tersebut aku kunci gulon. Si indra pun sama. Kemudian setelah itu, aku dan indra menuju ke masnya yang jualan makanan di warung gentong sehat.
Indra: “Assalamu’alaikum mas, selamat pagi” ujarnya kepada si penjual di warung gentong sehat
Masnya: “Wa’alaikumsalam mas, selamat pagi juga. Ada apa ya kedatangan mas kesini?” jawabnya
Indra: “Oh iya mas, maaf sebelumnya. Kita berdua dari mahasiswa UIN Maliki Malang mau melakukan survei di tempat ini. Tujuan kita survei yaitu untuk mengetahuk bahan-bahan atau zat kimia yang digunakan pada produk makanan disini” tanya si indra
Masnya: “Oalah, sebelumnya saya minta maaf mas. Saya di sini cuma sebagai pelayan, bukan pemilik warung gentong sehat ini. Jadi maaf, saya nggak bisa kalau diwawancarai menganai hal tersebut” ujarnya
Saya: “Kira-kira pemikil dari warung gentong sehat ini lagi dimana mas? Atau kapan bisa kesini? Tanyaku serius
Masnya: “Ya mungkin jam 10.00 an pemilik baru kesini” jawabnya
Raut mukaku agak sedikit kecewa dengan kejadian pagi ini, padahal saya sudah tergrsa-gesa dan tidak mandi. Begitu juga si indra. Akhirnya saya menanyakan lagi kepada si masya.
Saya: “Oalah iyaiya mas, terima kasih infonya. Hmmm…kalau boleh tau apakah masnya bisa untuk diwawancarai mengenai hal ini?? Mungkin cukul singkat saja pertanyaan dari kita” Tanyaku serius
Masnya: “Mohon maaf ya mas, saya tidak bisa. Soalnya saya tidak tau tentang apapun yang terkait dengan bahan-bahan kimia” jawabnya
Saya: “Oalah yasudah kalau ternyata memang tidak bisa. Mungkin lain waktu saya dan teman saya bisa kesini lagi. Terima kasih mas…” responku
Masnya: “Iya mas, sama-sama” jawabnya
Saat itu saya pasrah dengan keadaan, saya dan si indra pun kembali ke atas motor dan siap untuk kembali ke asrama masing-masing. Tetapi saat itu si indra menanyakan kembali terkait hal survei yang tidak bisa dilaksanakan tersebut.
“Gimana ini cong, si masnya tidak bisa di wawancarai. Apakah kita menunggunya sampai jam 10.00 sampai si pemilik datang ke warung ini?” tanyanya
Waktu itu jam menunjukkan pukul 09.00
“Hmm..mending gini aja ndra. Kita cari aja warung yang lain untuk survei. Kalaupun kita menunggu si pemilik datang sampai jam 10.00 itu lama. Dan mungkin si pemilik juga datangnya molor” jawabku
“Hmm…yasudah kalau begitu, nanti aja habis dzuhur kita survei lagi di warung yang lain. Toh kamu juga kemarin bilang kalau ada seminar nasional kan?. Nah, mending kamu ikut seminar dulu aja. Aku tak pulang dulu ke asrama untuk muroja’ah hafalan” jawabnya sambil mengaktifkan sepeda motor
“Okelah ndra, kalau begiti kamu pulang dulu aja. Saya nanti ke kampus dulu” jawabku
Akhirnya si indra pun pulang terlebib dahulu menggunakan sepeda motor miliknya. Sementara aku masih di tempat sambil sedikit mainan Handphone. Selang sekitar 5 menit, aku bergegas menuju motorku dan aku mulai mengaktifkan motor. Tapi eh tapi kunci yang saya pegang tadi tidak ada di tangan. Lalu aku cari kunci motor tersebut di saku baju bagian kanan dan kiri.
Tetapi masih saja kunci tersebut tidak ku temukan di saku baju. Kemudian saya mencoba mencari kunci motor tersebut di saku celana bagian kanan, kiri, dan belakang. Tetapi tetap saja kunci tersebut tidak ku temukan.
“Jiaasiiiikkkk, kemana kunci ini tadi…arrrgghhh” kata yg keluar dari mulutku
Setelah kunci itu tidak ku temukan, saya berfikir mungkin kunci tersebut tertinggal dimeja warung gentong sehat tersebut saat wawancara tadi. Saya pun segera bergegas berjalan menuju ke arah meja warung makan gentong.
“Hadeeehhhh, kemana toh kunci ini tadi” ujarku dalam diam sambil melijat setiao sisi meja
Ku cari kunci motor tersebut di seluruh meja yang ada di warung gentong sehat tersebut. Dan hasilnya pun teteo negatif. Akhirnya aku tanyakan kepada si pelayan warung tersebut.
“Assalamu’alaikum mas”
“Wa’alaikumsalam, ada apa lagi ya mas?”
“Hmm..gini mas. Mas tadi lihat kunci yang ada dimeja ini apa nggak ya??” tanyaku
“Kunci apa ya mas”? Tanyanya balik
“Kunci motor saya mas”
“Oalah, maaf mas. Saya tidak melihatnya” jawabnya
“Hmm..mungkin ada disekitar meja atau deket” sini mas. Masnya tidak melihay sama sekali a?” tanyaku
“Iya mas, saya sungguh tidak melihat. Mungkin coba dicari dulu aja dideket sini” jawabnya
“Oalah okelah mas, terima kasih” jawabku
Si pelayan tidak mengetahui keberadaan kunci tersebut. Akhirnya saya terus mencari ke segala penjuru warung tersebut.
Setelah hampir 30 menit saya mencari, saya pun tidak juga menemukan kunci motor tersebut.
“Anjiiiiirrrrrr, huh. Kemana toh kunci motor nya si bagas ini. Ditambah lagi ini bukan motorku dan posisi sedang tak kunci gulon. Aarrgghhhh…jancuk” Ekspresiku sambil keringetan di sekujur tubuh
Akhirnya setelah hampir 45 menit saya mencari kunci tersebut dan tidam membuahkan hasil, saya pun meminta bantuan kepada teman saya yang ada di asrama al-ikhsan (tempat tinggal ku). Saya saat itu meminta bantuan kepada si wais lewat chat.
“Assalamu’alaikum wais, bisa bantuin aku nggak? Jemput aku di warung gentong sehat sekarang”
Selang beberaoa menit si wais tidak segera menjawab, dan ternyata WA nya off. Kemudian saya meminta bantuan ke temen yang lain yaitu si mahsoon yang juga temen se asrama.
“Assalamu’alaikum mahsoon, bisa bantuin aku ngaak? Jemput aku di warung gentong sehat sekarang”
Aku lihat si mahsoon ini WA nya aktif, tetapi selama 10 menit di tidak juga membalas chat ku. Akhirnya pilihan terkahirku ku tujukan kepada si fafa yang juga teman asrama. Akupun segera chat si fafa
“Assalamu’alaikum fafa, bisa bantuin aku nggak? Jemout aku di warung gentong sehat sekarang” tanyaku
Selang sekitar dua menit, si fafa pun membalas chat ku
“Iya cong, kennapa denganMu?
“Udah fa, pokoknya kamu bantuin aku sekarang. Ini ada masalah, jemput aku sekarang yaa” suruhku
“Oalah okeoke cong, bentar ya. Tunggu disitu saja”
Saya pun sedikit lega dengan bantuan si fafa. Saat itu saya menunggu ditempat warung gentong sehat, tepatnha duduk di luar ruangan. Setelah menunggu sekitar 20 menit, si fafa pun tidak juga hadir. Sampai sekitar 35 menit si fafa tidak datang juga. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari lagi kunci tersebut di seluruh ruangan warung gentong sehat. Dan lagi-lagi hasilnya negatif.
Saya pun saat itu pasrah akan keadaan, dimana itu adalah motornya si bagas dan saat itu motornya aku kunci gulon yang artinya tidak bisa aku bawa pulang dengan cada mendorong. Lalu akupun kembali duduk dikursi semula sambuk pasrah menunggu si fafa datang. Kemudian tiba” ada seorang pengemis wanita tua dengan gaya berjalan yang sedikit membungkuk dengan pakaian jorok menghampiriku
“Maas, mohon shodaqohnyaaaaaaaaa” ujarnga sambil menadahkan tangan kanannya
“Nggeh bu, ini mungkin ada sedikit rejeki buat ibu. Mohon diterima ya” responku sambil memberikan uang dengan tangan kanan
“Terima kasih maaaass, semoga Allah selalu memberi kebaikan kepada mas dan selalu membantu mas dalam kesuliatan” ujarnya sambil menundukkan kepala
“Iya bu, amiiin. Terima kasih banyak do’anya” ujarku
Si ibu pengemis pun menerima uang yang saya berikan. Kemudian dia pergi dengan keadaan sedikit membungkuk ke arah kiri jalan.
Setelah hampir ½ jam menunggu si fafa yang tidak kunjung datang. Akhirnya untuk ketiga kalinya saya memutuskan untuj mencari kunci yang hilang tadi. Kali ini saya mencari kunci tersebut di bagian bawah meja/kursi/apaoun yang berada dibawah. Lalu setelah beberapa menit saya mencari, lagi lagi hasilnya pum tetap negatif / tidak juga ku temukan kunci tersebut.
Kemudian secara tidak sengaja, saya menundukkan kepala saya ke bawah. Dan apa yang terjadi????
Akhirnya ku temukan kunci motor tersebut di sela-sela sepatuku.
“Ya allah, alhamdulillah. Akhirnya ku temukan kunci ku tersebut. Ya allah terima kasih” eksoresiku dengan rasa penuh syukur.
Akhirnya setelah itu, saya menghubungi si fafa dan berkata kalau tidak jadi di jemput. Saya pun akhirnya langsung bergegas kembali ke asrama.
#selesai#

Pelajaran yang saya dapat dari kejadian ini yaitu mungkin saya kurang shidaqoh. Hal itu bisa dibuktikan ketika saya mengasihkan sedikit uang kepada pengemis wanita tua tadi, yang seketika itu beberapa menit saya langsung menemukan kunci saya. Padahal sebelum pengemis wanita tua itu tadi datang dan meminta uang, saya hampir 1 jam mencari kunci tersebut dan tidam membuahkan hasil. Tetapi setelah saya bershidaqoh kepada pengemis wanita tua itu, saya langsung mendapatkan kuncj motor tanpa disengaja.
Mungkin inilah salah satu cara Allah mengingatkan kepada umatnya akan pentingnya bershodaqoh

 

By : Andri Yulianto

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *