Psikedelik: Manifestasi Pikiran

Saat bicara mengenai narkoba, seperti tidak ada habisnya kasus penyalahgunaannya. Selalu ada oknum yang selalu menyalahgunakan berbagai obat terlarang tersebut. Nah tahukah kamu sobat chemist bahwa ada salah satu narkoba yang biasanya digunakan untuk mengatasi depresi. Obat Psikedelik merupakan obat-obatan narkotika jenis halusinogen, masuk dalam kelas SSRIs (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) yang digunakan sebagai antidepresan pada gangguan depresi mayor, kecemasan dan kondisi penyakit mental lainnya. Psikedelik yang sering digunakan yaitu: LSD (Lysergic acid diethylamide), psilosibin dan DMT (Dimetiltriptamin). Ada juga yang menggolongkan MDMA atau ekstasi ke dalam psikedelik tetapi efeknya tidak sekuat ketiga senyawa sebelumnya. LSD terbuat dari asam lisergat, yaitu ekstrak jamur yang tumbuh di rumput gandum dan jenis biji-bijian tertentu, dijual dalam bentuk kertas tipis (window pane). Sedangkan psilosibin atau magic mushroom hidup pada kotoran hewan tertentu. Untuk DMT berasal dari berbagai spesies tanaman dan telah lama digunakan dalam upacara keagamaan di negara-negara Amerika Selatan. Adapun ayahuasca adalah teh ramuan yang mengandung DMT. Ketiga senyawa tersebut bereaksi kuat terhadap reseptor serotonin karena bentuk molekulnya hampir sama, terdapat dua cincin segi lima dan segi enam berdampingan. Hormon serotonin yang tadinya menuju reseptor akan terhalangi, yang akan bertambah banyak hormon serotonin di otak dan jika terus berlangsung efek halusinasi akan terasa.

Your Brain on Psychedelics

Psikedelik berasal dari gabungan kata yunani kuno psyche (soul) dan deloun (to referal) yang berarti manifestasi pikiran. Manifestasi disini adalah perwujudan suatu hal yang bersifat abstrak (ide, pendapat, perasaan) menjadi nyata (tindakan). Penulis akan banyak mengutip dari buku “HOW TO CHANGE YOUR MIND” karya Michael Pollan. Pengalaman psikedelik tampaknya mengatur ulang jalur sistem saraf pusat bahkan membuat jalur saraf baru, yang nantinya akan membentuk kondisi mental baru dengan bantuan psikoterapi. Tetapi perlu kita pahami apa yang terjadi pada otak sebelum pemberian psikedelik dan sesudahnya, bagi penulis pengalaman psikedelik sama halnya dengan pengalaman buruk yang berulang hingga pasien/pengguna sanggup menerima atau menyelesaikan masalah mental pada kejadian “saat itu”, Robin Carhart-Harris mengingatkan kita bahwa pada tahun 1960-an pengalaman psikedelik biasanya digambarkan sebagai “perluasan kesadaran”; pengalaman psikedelik adalah mempertajam kepekaan seseorang terhadap kondisi mentalnya sendiri. Otak pada normanya hanya memproses rangsangan yang diterima oleh saraf yang aktif (terhubung satu dengan yang lain), pengaktifan sel saraf biasanya dengan pengulangan pengalaman (kebiasaan) atau pengalaman menyakitkan, tetapi bagaimana jika sel saraf pada otak seluruhnya diaktifkan? Itulah cara kerja psikedelik, mengaktifkan seluruh saraf pusat.
Marcus Raichle, seorang ahli saraf di Universitas Washington, menggambarkannya dalam makalah penting yang diterbitkan dalam Prosiding National Academy of Sciences, atau PNAS, didalamnya memperhatikan bahwa beberapa area di otak menunjukkan aktivitas yang meningkat tepat ketika subjeknya tidak melakukan apapun secara mental. “Mode default” otak adalah jaringan struktur otak yang menyala dengan aktivitas ketika tidak adanya tuntutan atas perhatian kita dan kita tidak memiliki tugas secara mental untuk melakukannya. Dengan kata lain, Raichle telah menemukan tempat di mana pikiran kita pergi mengembara untuk melamun, merenungkan, bepergian dalam waktu, merenungkan diri kita sendiri, dan khawatir. Mungkin melalui struktur inilah aliran kesadaran kita mengalir. Mode default paling aktif ketika kita terlibat dalam proses kognitif tingkat tinggi seperti self-refleksi, perjalanan waktu mental, konstruksi mental (diri atau ego), penalaran moral, dan “teori pikiran” yakni kemampuan untuk menghubungkan keadaan mental dengan orang lain, seperti ketika kita mencoba membayangkan “seperti apa rasanya menjadi orang lain”. Semua fungsi ini mungkin hanya dimiliki manusia, dan khusus untuk manusia dewasa, untuk jaringan mode default (DMN / Default Mode Network) tidak beroperasi sampai akhir perkembangan anak. Jaringan ini menjaga ketertiban dalam sistem yang begitu kompleks sehingga mungkin akan menyebabkan penyakit mental.

Samanya Meditasi dan Psikedelik

Penemuan paling mencolok dari eksperimen pertama Carhart-Harris pada sukarelawan psikedelik adalah bahwa penurunan paling tajam dalam aktivitas jaringan mode default berkorelasi dengan pengalaman subjektif sukarelawannya tentang “pembubaran ego”. Tak lama setelah Carhart-Harris menerbitkan hasilnya dalam makalah 2012 di PNAS (Neural Correlates of the Psychedelic State as Determined by fMRI Studies with Psilocybin), Judson Brewer, seorang peneliti di Yale yang menggunakan fMRI yaitu alat untuk mengukur aktivitas otak dengan mendeteksi perubahan aliran darah dan untuk mempelajari otak para meditator berpengalaman (seseorang yang ahli dalam meditasi). Transendensi diri yang dilaporkan oleh para ahli meditator muncul di fMRI sebagai keheningan jaringan mode default. Tampaknya ketika aktivitas dalam jaringan mode default turun drastis, ego sementara menghilang, dan batas-batas yang biasa kita alami antara diri dan dunia, subjek dan objek, semuanya mencair. Dari kedua penelitian tersebut mendapat hasil yang sama yaitu DMN menjadi nonaktif ketika dibawah pengaruh psikedelik atau meditasi (semedi), tetapi mungkin juga dapat melalui latihan pernapasan tertentu seperti latihan pernapasan holotropik, deprivasi sensorik, puasa, doa, pengalaman kekaguman yang luar biasa, olahraga ekstrim, pengalaman mendekati kematian, dan sebagainya. keheningan DMN ini dapat dicapai dengan membatasi aliran darah ke jaringan, atau dengan merangsang reseptor serotonin di korteks, atau dengan cara lain mengganggu ritme osilasi yang biasanya mengatur otak. Tetapi bagaimanapun itu terjadi, mematikan jaringan khusus ini dapat memberi kita akses ke keadaan kesadaran yang luar biasa.
Dalam makalah tahun 2014 yang diterbitkan dalam Journal of the Royal Society Interface, tim Imperial College menunjukkan bagaimana jalur komunikasi biasa di dalam otak diatur ulang secara radikal ketika jaringan mode default menjadi tidak aktif. Menggunakan teknik pemindaian yang disebut Magnetoencephalography, yang memetakan aktivitas listrik di otak, penulis menghasilkan peta komunikasi internal otak selama kesadaran normal dan setelah injeksi psilosibin. Dalam keadaan normal, ditunjukkan di sebelah kiri, berbagai jaringan otak (bulatan yang berwarna-warni) saling terhubung. Tetapi saat otak beroperasi di bawah pengaruh psilocybin, seperti yang ditunjukkan di sebelah kanan, ribuan koneksi baru terbentuk, menghubungkan daerah-daerah otak yang berjauhan dan tidak banyak bertukar informasi untuk membuat kesadaran. Akibatnya, lalu lintas dialihkan dari sejumlah kecil jalan raya utama (jalan veteran) ke banyak jalan kecil (jalan tikus antar desa) yang menghubungkan lebih banyak tujuan.

Pembentukan hubungan baru di seluruh sistem otak dapat menimbulkan Sinestesia, seperti ketika informasi indera tersalurkan sehingga warna menjadi suara atau suara menjadi taktil, dan atau mata rantai baru menimbulkan halusinasi. Pembentukan jenis koneksi baru lainnya dapat bermanifestasi dalam pengalaman mental seperti: ide baru, perspektif baru, wawasan kreatif, atau pemberian makna baru pada hal-hal yang sudah dikenal atau sejumlah fenomena mental aneh yang dilaporkan orang-orang dalam laporan psikedelik.
Salah satu cara untuk mengetahui berkembangnya kondisi mental seseorang adalah meningkatnya keragaman dalam kehidupan mental, pemecahan masalah dilakukan dengan banyak kemungkinan atau data yang dimiliki pikiran, semakin kreatif solusinya. Otak akan memasok keragaman bahan mentah yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan membawa hal baru ke dunia. Seperti yang telah dibuktikan oleh banyak seniman dan ilmuwan, pengalaman psikedelik merupakan bantuan bagi kreativitas untuk berpikir “di luar kotak”.

Terdapat Bagian yang Hilang

Terakhir dari bagian tulisan ini ada pada sebuah pertanyaan penting yang bahkan belum dijawab oleh ilmu psikedelik adalah apakah koneksi saraf baru yang dimungkinkan oleh psikedelik bertahan dengan cara apa pun, atau jika jaringan otak kembali ke status semula setelah obat habis. Temuan oleh lab Roland Griffiths bahwa pengalaman psikedelik mengarah pada perubahan jangka panjang dalam sifat kepribadian yang terbuka meningkat dan memungkinkan beberapa jenis pembelajaran terjadi saat saraf otak terhubung kembali. Pembelajaran bagi otak memerlukan pembentukan sirkuit saraf baru, semakin kuat semakin banyak latihan yang dilakukan.
Nasib jangka panjang dari jaringan-jaringan baru yang terbentuk selama pengalaman psikedelik apakah itu terbukti tahan lama atau cepat hilang, mungkin juga bergantung pada apakah kita mengingatnya, pada dasarnya melatihnya setelah pengalaman itu berakhir (hal ini bisa sesederhana mengingat apa yang kita alami, atau menggunakan meditasi untuk menghidupkan kembali keadaan kesadaran yang telah berubah). Franz Vollenweider telah menyarankan bahwa pengalaman psikedelik dapat memfasilitasi “neuroplastisitas” dapat membuka jendela di pola pikir dan perilaku mana yang lebih mudah diubah. Konsepnya terdengar seperti bentuk terapi perilaku kognitif yang dimediasi secara kimiawi. Tapi sejauh ini semua ini sangat spekulatif karena belum ada pemetaan otak sebelum dan sesudah psikedelik untuk menentukannya, dan mungkin juga pengalaman dapat berubah secara permanen.
Dari artikel ini dapat diketahui bahwa dalam obat-obatan sejenis psikedelik juga mengandung manfaat bagi manusia jika dipergunakan dengan semestinya. Maka dari sini sobat chemist dapat menyimpulkan bahwa segala sesuatu bila dipergunakan dengan tidak semestinya dalam arti berlebihan tidak akan berdampak baik pada orang yang menggunakannya. Jadi, sobat chemist harus lebih bijak lagi dalam menentukan mana yang baik dan buruk untuk hidup kita. Jangan bosan-bosan untuk selalu update artikel-artikel terbaru dari Arsen ya. Sampai jumpa dan semoga kalian bisa mendapatkan informasi yang bermanfaat dari Arsen.

Referensi

Ketahuilah Bermacam Obat Psikedelik, Narkotika Pemicu Halusinasi


https://en.wikipedia.org/wiki/Selective_serotonin_reuptake_inhibitor
https://ichi.pro/id/bisakah-psikedelik-menyembuhkan-dunia-86469858531977
Ebook HOW TO CHANGE YOUR MIND by Michael Pollan

Karya: Afnan Syahrir

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *